Lika-liku perjalanan kursus Freediving di Jakarta

Apa yang muncul di pikiranmu begitu mendengar kata “Freediving”? Asing? Ekstrim? Seru dan kepengen coba? Semua bisa jadi benar! Freediving memang dikenal menantang dan mengundang rasa penasaran, rasa ini lah yang membawa saya sampai akhirnya mengambil kursus Freediving di Jakarta. Karena seperti dendam, rasa penasaran juga harus dibayar tuntas!

Buat kamu yang belum familiar dengan Freediving, ini adalah bentuk menyelam dengan menahan napas dan tanpa alat bantu tabung oksigen. Olahraga ini mengundang siapa saja yang suka berada di dalam air tanpa wajib punya basic snorkeling atau scuba, yang penting modalnya harus bisa berenang.

Foto kursus freediving pertama di Tribuana Dive Center Jakarta (Mei 2021).
Foto kursus freediving pertama di Tribuana Dive Center (Mei 2021).

The Story Behind

Oktober 2019 saya dapat kesempatan untuk bekerja sambil jalan-jalan ke Raja Ampat, Papua. Gratis aja udah kebangetan beruntungnya buat bocah kuliahan, eh.. ini ditambah lagi dibayar. Sayangnya saat itu belum bisa scuba diving dan freediving, mentok cuma bisa snorkling di surga bawah laut dunia 🥲

Warna-warni terumbu karang terpancar begitu indah, ikan-ikan juga menari memamerkan keindahan tubuh mereka. Beberapa spesies hewan laut unik seperti bayi hiu dan barracuda sempat berenang numpang lewat dan langsung hilang dalam kedalaman. Niatnya pengen saya kejar, tapi mentok di 4 meter.

Saya semakin jatuh cinta dengan dunia bawah laut dan segala isinya, saya jadi berandai-andai betapa serunya jika berhadapan langsung dengan paus dan hiu. Akhirnya saya bertekad untuk mengambil kursus Freediving dan Scuba diving di Jakarta supaya khayalan bisa jadi kenyataan.

Spot instagrammable Piaynemo Raja Ampat, Papua. October 2019
Spot instagrammable Piaynemo Raja Ampat, Papua. October 2019

Hampir dua tahun berlalu, di tahun 2021 saya baru berkesempatan mengambil license freediving diikuti dengan scuba diving. Dengan sedikit harapan ketika kesempatan emas dibayar sambil jalan-jalan kembali muncul, saya bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin #GakMauRugi.

Setelah riset kursus Freediving di Jakarta, tanya sana-sini, akhirnya saya daftar ke Apnea Culture dengan Mikhael Dominico dan Agung Suksma sebagai instructornya. Course yang saya ambil adalah Molchanov Wave 1 (setara AIDA 2), dan sebenarnya… Sejak mendaftar kursus sampai saat ini saya belum dinyatakan lulus, karena selalu menunda ujian teori 😅.

The Freediving Course Experience

Pertama kalinya saya melihat kolam renang sedalam 16 meter! Walaupun sedikit takut, saya sangat penasaran ingin turun sampai dasar. Kolam renang Tribuana Dive Center terletak di kompleks kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. FYI, di sini gak bisa sembarang masuk, wajib ada buddy dan instructor yang menemani.

Setelah refresh teori, pengenalan alat, dan pemanasan berenang, masuk ke sesi Static Apnea. Pilar utama dalam Freediving adalah kemampuan menahan napas, di sini saya latihan menahan napas tanpa bergerak (statis) selama yang saya bisa. Hampir setengah hari habis untuk kelas ini, dan gak nyangka bisa tahan napas sampai 2 menit 30 detik!

Sesi Static Apnea Culture ketika kursus Freediving di Jakarta
Sesi pertama belajar Static Apnea bersama Apnea Culture.

Sisa hari itu dilanjutkan dengan mempelajari cara finning yang efisien dilanjutkan dengan dynamic apnea (berenang sejauh yang kamu bisa) dan ditutup dengan depth training (sedalam yang kamu bisa). Tentunya seluruh rangkaian latihan disupervisi oleh coach Mike dan ditemani bareng 2 buddy di belakang ku!

Dynamic Apnea

Sesi dynamic melibatkan berenang bolak-balik di kedalaman air sambil menahan napas sejauh 50 meter dan berkali kali, rasanya ya seperti cardio tapi sambil menahan napas 😰. Uniknya olahraga adrenalin tinggi ini membutuhkan ketenangan diri untuk selalu menjaga heart rate tetap rendah, untuk menjaga oksigen dalam tubuh.

Jadi ketika lagi nervous, anxious, dan haus oksigen pas diving, sebisa mungkin tubuh dan pikiran selalu dijaga untuk rileks. Saya sebagai warga overthinker dan otot tegang, mau gak mau harus belajar dan memaksakan diri agak tetap tenang. Because relax is the key 🗝.

Manusia memiliki Mammalian Dive Reflex, kemampuan reflek mamalia untuk bertahan lebih lama di dalam air. Ketika masuk sesi depth training, ini jadi tantangan mental saya untuk mempercayai tubuh lebih jauh, dan yakin bahwa saya mampu melewati batas zona nyaman.

Latihan Depth Freediving
Sesi latihan Depth di kolam renang sedalam 16m.

Depth Training

Tiba saatnya saya latihan depth (berenang sedalam yang saya bisa), dan tantangannya ada adalah dasar kolam 16 meter. Di sesi awal kami tidak langsung berenang turun, tapi menarik tali untuk mencapai dasar. Di kedalaman 5 meter saya merasakan tekanan yang bikin telinga dan kepala terasa sakit.

Ketika menyelam diperlukan teknik menyeimbangkan tekanan dalam air, yaitu equalize. Buddy saya, Jefri dia memiliki masalah sinus yang membuat dia stuck equalize ketika heads down (terbalik) di kedalaman 10m. Saya termasuk beruntung karena bisa equalize dan lanjut mencapai dasar kolam tanpa merasakan sakit. Akhirnya 16m berhasil saya capai!

The insights

Saya merasa sangat senang ketika belajar Freediving, rasanya seperti menuntaskan impian masa kecil untuk jadi mermaid seperti Princess Ariel. Namun berada di dalam air juga memberikan saya rasa ketenangan.

Bicara tentang ketenangan, dewasa ini sulit rasanya menjaga pikiran dan perasaan dari overthinking. Freediving bagi saya bukan cuma sekedar lama menahan napas dalam air, sebaliknya jadi latihan mental untuk berusaha selalu tenang diantara ketidaknyamanan. It’s like another level of meditation form.

@mayamaurenWhen therapy fails. For this kid, there is freediving.

Cus baca artikel lain seputar diving dan traveling lainnya di sini ☺️.

1 thought on “Lika-liku perjalanan kursus Freediving di Jakarta”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *