Paralimpiade: Perjalanan Indonesia Di Tahun 1976 – Tahun 2020

Sejarah Indonesia di Paralimpiade

Indonesia tercatat pertama kali berpartisipasi mengikuti ajang Paralimpiade (Paralympics) pada tahun 1976 di Toronto, Kanada. Indonesia memulai ikut berperan berpartisipasi dalam ajang olahraga difabel pada tahun 1956 setelah masa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Paralimpiade selalu dilakukan pada saat memasuki musim panas (summer) dan tidak digelar pada saat memasuki musim dingin (winter) atau biasa dikenal winter olympics. Paralimpiade menjadi ajang yang lebih istimewa dan berbeda dengan Olimpiade pada umumnya karena atlet-atlet Paralimpiade diikuti oleh para kaum difabel.

Sebelum Indonesia aktif berpartisipasi mengikuti ajang Paralimpiade, ada jasa dari Prof. Dr. R. Soeharso sang Bapak Paralimpiade Indonesia yang mendapat perintah langsung dari Presiden pertama RI yaitu Ir. Soekarno untuk mendirikan rumah sakit ortopedi pertama di Indonesia.

Bapak Paralimpiade Indonesia

Tujuan mendirikan rumah sakit Ortopedi yaitu untuk pasien-pasien korban perang serta pasien-pasien yang mengalami penyakit polio. Pasien korban perang yang dimaksud seperti menyambung kaki yang putus dan tangan yang putus.

Jasa-jasa beliau dalam memelopori proses pelayanan Ortopedi & Rehabilitasi Medik beliau sebagai Pahlawan Nasional di Bidang Ortopedi setelah meninggal tahun 1971, maka pada tahun 1994 rumah sakit Ortopedi pertama di Indonesia resmi berganti nama menjadi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dan ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Nasional untuk menghargai jasa-jasa beliau sekaligus menjadikannya sebagai Bapak Paralimpiade Indonesia.

Indonesia Mengalami Peningkatan Prestasi di Ajang Paralimpiade

Sejak pertama kali Indonesia berpartisipasi dalam ajang Paralimpiade tahun 1976, total medali yang sudah diraih oleh Indonesia sebanyak 22 medali yaitu 5 emas (Gold), 5 perak (Silver) dan 12 perunggu (Bronze). Paralimpiade Tokyo 2020 menjadi peningkatan terbaik Indonesia pada ajang Paralimpiade dari tahun 1988.

Selama perjalanan Indonesia mengikuti Paralimpiade sejak Tahun 1976, Indonesia pada tahun 1996 hingga tahun 2008 sempat merasakan tidak mendapatkan satu pun medali dan baru bangkit kembali untuk meraih medali pada tahun 2012.

Paralimpiade Tokyo 2020 dengan bermaskot Miraitowa dan Someity menjadi momen Indonesia di Paralimpiade untuk mengakhiri puasa dalam meraih emas selama 40 tahun terkahir sejak Paralimpiade tahun 1980. Medali emas tersebut dipersembahkan oleh pasangan ganda putri cabang olahraga badminton yaitu Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah.

Daftar Atlet Indonesia peraih Medali

Berikut daftar nama-nama atlet Paralimpiade dari Indonesia yang sukses menyumbangkan medali dari tahun 1976 hingga tahun 2020:

  1. Itria Dini (Gold 1976) – cabang olahraga atletik (Men’s precision javelin throw F)
  2. Syarifuddin (Gold 1976) – cabang olahraga lawn bowls (Men’s singles E)
  3. Ashari (Silver 1976) – cabang olahraga atletik (Men’s 100 meters E)
  4. Itria Dini (Bronze 1976) – cabang olahraga atletik (Men’s shot put F)
  5. Saneng Hanafi (Bronze 1976) – cabang olahraga atletik (Men’s discus throw F)
  6. Saneng Hanafi (Bronze 1976) – cabang olahraga atletik (Men’s javelin throw F)
  7. Yan Soebiyanto (Gold 1980) – cabang olahraga lawn bowls (Men’s singles E)
  8. R.S. Arlen (Gold 1980) – cabang olahraga weightlifting (Men’s featherweight -57kg amputee)
  9. Sigit Soepadi (Bronze 1980) – cabang olahraga lawn bowls (Men’s singles E)
  10. Soekarsan (Bronze 1980) – cabang olahraga lawn bowls (Men’s singles F)
  11. Moenali Yamin Ismail (Bronze 1980) – cabang olahraga lawn bowls ( Men’s pairs C)
  12. R.S. Arlen Safri Tanjung (Bronze 1980) – cabang olahraga lawn bowls (Men’s pairs D)
  13. Ninik Umardiyani (Silver 1984) – cabang olahraga lawn bowls (Women’s singles A2/4)
  14. Kurnianto Memed Lesmana (Bronze 1984) – cabang olahraga lawn bowls (Men’s pairs A6/8)
  15. Hadi Abdulaziz (Silver 1988) – cabang olahraga atletik (Men’s high jump B1)
  16. Soeparni (Silver 1988) – cabang olahraga atletik (Men’s shot put A4/A9)
  17. David Jacobs (Bronze 2012) – cabang olahraga tenis meja (Men’s individual C10)
  18. Ni Nengah Widiasih (Bronze 2016) – cabang olahraga powerlifting (Women’s 41 kg)
  19. Ni Nengah Widiasih (Silver 2020) – cabang olahraga powerlifting (Women’s 41 kg)
  20. Saptoyoga Purnomo (Bronze 2020) – cabang olahraga atletik (Men’s 100m T37)
  21. David Jacobs (Bronze 2020) – cabang olahraga tenis meja (Men’s individual class 10)
  22. Leani Ratri Oktila & Khalimatus Sadiyah (Gold 2020) – cabang olahraga badminton (Women’s doubles)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *