Fore Coffee: Membuat Kopi Lokal Mendunia

Az-zahra Atika Rahma | DTIDM 2024
Gerai Fore Coffee di Singapura

Pada 9 November 2023, Fore Coffee, sebuah startup kopi asal Indonesia, secara resmi membuka gerai internasional pertamanya di Singapura. Langkah ini menunjukkan keseriusan Fore Coffee dalam memimpin pengenalan cita rasa kopi Indonesia ke pangsa pasar global.

Industri kopi, terutama di bisnis FnB, semakin berkembang di Indonesia. Meski banyak gerai besar, tapi juga banyak usaha kecil menengah yang buka gerai kopi. Di Indonesia, sampai tahun 2023, udah ada sekitar 10.000 kedai kopi. Meski banyak brand kopi asing masuk, tapi brand lokal masih jadi pilihan utama, terutama yang lagi tren dan khas Indonesia. Seperti apa strategi, prospek dan tantangan bisnis kopi lokal RI? Selengkapnya simak dialog singkat Andi Shalini dengan Chief Marketing Officer Fore Coffee.

Kenapa Tren Kopi di Indonesia Naik?

Karena gaya hidup orang berubah. Orang yang dulu nggak suka kopi karena katanya pahit, saat ini udah banyak yang bisa menyesuaikan rasa kopinya. Bukan cuma kopi, tapi juga coklat.

Bisnis kopi dimasa depan bakal gimana? Apakah persaingannya semakin ketat?

Pasti dong, karena pilihan makin banyak. Setiap brand pasti berlomba – lomba buat tawarin yang paling oke. Di Indonesia, saat ini lagi rame perang harga, tapi Fore Coffee nggak ikutan. Mereka lebih fokus ke inovasi dan kualitas, bukan harga. Dan mereka percaya bahwa pangsa pasarnya bukan cuma di Jakarta, tapi juga di kota – kota lain di Indonesia. Jadi, mereka harus bisa menang di level nasional, bukan cuma di kota besar aja.

Gimana Fore Coffee bisa menarik minat orang atau bikin mereka balik beli?

Lewat inovasi. Seperti ada minuman baru yang unik, contohnya butterscotch seasalt latte. Fore mau bawa budaya kopi baru ke Indonesia. Makanya, pas mereka buka di Singapura, mereka bangga bilang kalau mereka bawa budaya kopi Indonesia. Mereka fokus riset pasar buat ngeliat tren apa yang lagi ngetren, sampai akhirnya pilih butterscotch buat jadi salah satu menu baru mereka.

Beda nggak sih rasanya kopi di Indonesia sama di luar negeri?

Banget beda. Orang Indonesia lebih suka manis. Di Singapura, nggak gitu suka manis, karena ada aturan soal gizi. Jadi, mereka ubah produknya. Misalnya, di Indonesia nggak manis, tapi buat pasar Singapura jadi manis. Dan mereka juga suka pake susu oat atau almond, jadi mereka perhatiin banget soal gula.

Di Indonesia sendiri, ada beda pilihan rasa nggak?

Ada. Tren perubahan preferensi rasanya muncul dari 2023-2024, misalnya minat ke almond milk naik tinggi banget, sekitar 20%. Jadi, ada kemauan dari pelanggan buat bayar lebih, karena mereka liat potensinya, potensi baik buat kesehatan mereka dimasa depan. Di Fore Coffee Bali juga, kebiasaan ini sama, minat ke almond milk juga tinggi, sekitar 20-25% orang yang suka lebih kurang manis.

Gimana penjualan Fore Coffee di aplikasi atau online?

Fore Coffee pertama kali buka di salah satu mal di Jakarta dan tawarin aplikasi. Fore Coffee jadi pionir aplikasi buat pesen makanan. Aplikasi mereka mulai diluncurin tahun 2018, dan sampai 2023, penggunaannya terus naik, sekitar 20-25% setiap tahunnya. Tahun 2024, mereka targetin ada 1,5 juta pengguna baru. Dan sekitar 70 ribu pengguna aktif tiap hari. Kontribusi pendapatannya dari aplikasi bisa sampe hampir 50% di akhir 2023. Fore mainin promosi di aplikasi mereka, ada penawaran harga khusus. Di tahun 2018, fokus mereka adalah akuisisi pelanggan. Untuk tahun 2024 fokus mereka mulai berganti ke retensi. Jadi, buat mempertahankan loyalitas pelanggan, mereka investasi lewat aplikasi.

Baca juga: Fore Coffee Menghidupkan Kembali Seni Kopi dengan Cita Rasa dan Inovasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *