Fast Fashion vs Slow Fashion, Manakah yang Lebih Baik?

Dalam dunia mode, tentu ada begitu banyak istilah-istilah yang menarik diketahui. Tak hanya sekadar model atau kain baju saja, namun ada istilah yang berkaitan dengan tren industri mode, yaitu fast fashion dan slow fashion. Keduanya terbentuk karena adanya pengaruh dari perubahan gaya hidup masyarakat modern saat ini. Lantas, apa sih yang membedakan antara kedua istilah tersebut? manakah yang lebih baik untuk lingkungan? Simak penjelasan berikut!

Mengenal Lebih Jauh Fast Fashion

Fast Fashion
Photo by Ron Lach via Pexels.com

Sesuai dengan namanya, fast fashion merupakan istilah untuk menyebut konsep pergantian mode yang cepat dalam kurun waktu tertentu. Model bisnis ini berjalan ketika banyak koleksi busana dibawa ke pasar secepat mungkin. Biasanya koleksi ini didasarkan dengan mengikuti tren terbaru atau apa yang sedang populer di kalangan selebritas.

Untuk memanfaatkan momen yang ada, tren ini kemudian ditiru dalam waktu yang singkat, diproduksi massal dengan kualitas rendah, serta dijual dengan harga yang terjangkau. Tujuannya agar bisa secepat mungkin dibawa dan dijual ke pasar sebelum tren tersebut hilang. Misalnya, tren mode musim dingin yang saat ini sedang booming, yaitu busana warna-warna saturated.

Di sisi lain, produksi industri fast fashion kerap menuai kritik. Banyak pakaian yang diproduksi dalam waktu singkat seringkali mengorbankan lingkungan dan pekerja. Hal ini dipengaruhi karena tren yang terus berubah cepat memungkinkan adanya peningkatan produksi tekstil yang sangat besar dalam koleksi per tahun.

Bahan kain fast fashion yang sangat memberi efek besar pada lingkungan adalah serat kimia, seperti polyester. Pasalnya, serat-serat tersebut terbuat dari minyak mentah yang mengeluarkan karbon dioksida dalam jumlah besar selama produksi. Selain itu, pengaruh siklus produksi yang semakin pendek dan waktu pengiriman yang semakin cepat, akhirnya membuat para karyawan dituntut untuk bekerja lebih cepat dua kali lipat.

Mengenal Lebih Jauh Slow Fashion

Slow Fashion
Photo by Teona Swift via Pexels.com

Sebaliknya, slow fashion didefinisikan sebagai sebuah gerakan mode yang mendukung pembuatan atau penciptaan pakaian berdasarkan kualitas dan daya tahannya mempertahankan unsur etis serta ramah lingkungan. Meksi biasanya dibanderol dengan harga yang tinggi, namun kualitasnya pun juga akan jauh lebih baik karena dibuat dengan bahan organik dan waktu pengerjaan yang lama karena mengedepankan kualitas.

Secara umum, bahan-bahan yang digunakan adalah serat alami dari bahan organik ataupun menggunakan bahan daur ulang. Alhasil, limbah yang dihasilkan pun tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap lingkungan. 

Untuk mempersingkat rantai pasokan, produksi slow fashion sering dilakukan langsung ke produsen lokal. Mitra manufaktur lokal ini biasanya menawarkan gaji dan kondisi kerja yang jauh lebih baik bagi para pekerja mereka daripada di pabrik.

Pendekatan berkelanjutan ini menyita perhatian banyak orang karena dinilai meningkatkan kesadaran akan dampak industri mode. Apalagi, dengan adanya perubahan iklim yang semakin besar membuat banyak label mode memilih pendekatan slow fashion. Pada intinya, konsep slow fashion lebih mengedepankan kualitas ketimbang kuantitas. 

Setelah melihat perbedaan antara fast fashion dan slow fashion, menurut kamu mana nih yang lebih baik? 

Selengkapnya di hubstler.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *