Dating App Terbaik Saat Pandemi dan Sisi Lainnya yang Tidak Disadari. – Frontell.info

Halo kaum Frontal!!
Pandemi dan jomblo adalah penyiksaan terburuk yang Frontell lagi pengen bahas nih. Kaum Frontal pernah merasa kesepian sebelum pandemi ini gak sih? Ga punya pasangan, ga punya temen nonton, ga punya sandaran saat merasa lemah. Nyiksa banget kan? Apalagi sekarang pandemi, kontak fisik dibatasin, ketemu temen ga bisa, pacar untuk ditelfon hanya khayalan. Nah, disini Frontell pengen bahas dating app terbaik untuk kalian mengikis rasa sepi itu. But, kita juga akan membuka mata kalian tentang sisi gelap dari dating app. So, stay tune terus dengan Frontell ya!

1. Tinder

tinder dating app terbaik 2022 bumble dating apps dating apps kencan online virtual relationship tips berpacaran kisah dating apps
https://id.tinderpressroom.com/?lang=id

Tinder merupakan salah satu dating app terbaik dengan cara swap right dan swipe left yang paling rame digunakan sekarang ini. Kalian bisa memilih calon pasangan ga hanya berdasarkan foto, tapi juga sesuai dengan minat yang sama. Jangkauannya juga tidak terbatas, loh! Kalian bisa mencari jodoh yang berbeda kota, pulau, bahkan negara, tapi belum sampai ke planet lain ya, kaum Frontal.

Pada dating app ini kalian bisa memulai percakapan setelah swipe right dari kedua belah pihak, atau biasanya disebut dengan match. Kalau sudah ngobrol-ngobrol seru biasanya cocok banget nih untuk langsung nge-date, tapi inget untuk social distancing ya kalau ketemu di coffeeshop. Oops!

2. Bumble

bumble dating app terbaik dating app perempuan
https://bumble.com/

Nah, yang kedua adalah Bumble. Dating app terbaik untuk perempuan nih, kaum Frontal. Kok gitu? Pasti untuk yang jarang mengadu nasib di dating app pada bingung, ya? Frontell bakal ngejelasin buat kaum Frontal yang perempuan nih. Pada dasarnya Bumble sangat mirip dengan Tinder. Kaum Frontal bisa berinteraksi dengan siapa saja dan di mana saja. Perbedaannya terletak pada cara memulai komunikasi yang cukup beda dibanding dating app lainnya.

Bumble memberikan fitur dimana perempuan diharuskan memulai percakapan duluan setelah match. Selain itu ada masa expired nya juga, loh. Jika dalam waktu 1 x 24 jam para Frontal ladies tidak juga memulai percakapan maka akan kehilangan kesempatan untuk ngobrol dengan pria-pria idaman kalian. Foto mereka akan berubah menjadi warna abu-abu pada match list, dan tidak bisa lagi di klik. Bukan hanya itu, pria-pria juga hanya diberi waktu 1 x 24 jam untuk membalas pesan pertama Frontal ladies, kalau lebih dari itu hilang deh kesempatan berjodohnya. Dalam kondisi ini kita perlu mengulang proses swipe right dan swipe left lagi loh, kaum Frontal. Seru, kan? Bisa jadi dating app terbaik untuk Frontal ladies yang malu-malu kucing dan suka jual mahal nih.

3. The League

the league dating app terbaik eksklusif cinta online virtual relationship virtual life virtual dating
https://www.theleague.com/#are-you-in

The League merupakan dating app terbaik ke 3 menurut Frontell. Dating app ini akan memberikan pengalaman yang berbeda untuk para kaum Frontal karena ga perlu melakukan swipe right or left, tapi justru akan diberikan 5 rekomendasi terbaik setiap harinya.

The League dianggap menjadi dating app eksklusif karena tidak semua orang dapat langsung terdaftar pada dating app ini. Kaum Frontal perlu mengantri dan menunggu persetujuan untuk mendapatkan akun di The League, jika memenuhi kriteria kaum Frontal akan mendapatkan akun. Maka dari itu perlu banget nih menghubungkan akun Facebook atau Linkedin pada dating app ini agar dianggap kredibel dan mendapatkan jodoh yang sesuai dengan preferensi kalian. But, ga perlu khawatir, kalian bisa banget kok nge-block temen-temen yang ada di Linkedin atau pun Facebook kalau ga pengen match dengan mereka.

Wah, ternyata dating app yang satu ini ngga sembarangan ya, kaum Frontal.

virtual relationship dating app terbaik 2022 tips and trick dating apps pencarian jodoh
https://googleberita.com/virtual-relationship/

Sisi Tersembunyi dari Dating App Terbaik

Kaum Frontal pasti kaya gitu deh kalo lagi di mabuk cinta lewat dating app. Ngeliatin layar handphone berjam-jam karena seru chat-an sama doi, nungguin momen untuk zoom date, dan berakhir di depan layar laptop seakan lagi date beneran. Tapi kaum Frontal pernah aware ga sih dengan dunia virtual seperti dating apps di atas? Frontell pengen cerita dikit nih tentang sisi lainnya dating app terbaik di atas, supaya kalian hati-hati dan ga terjebak cinta online.

Mungkin Frontell bakal cerita dari kisah yang biasa dulu ya. Ghosting adalah hal yang paling sering ditemui di tengah kisah dating app. Lagi seru-serunya chat-an, bahkan udah persiapan untuk ngedate kaum Frontal bisa banget ditinggal tiba-tiba tanpa kabar. Terdengar biasa, tapi jika terjadi berkali-kali pasti rasa percaya diri kaum Frontal bisa banget neg-drop loh. Jadi untuk diawal hubungan online kaum Frontal harus berhati-hati dalam menaruh ekspektasi ya.

Ga cuma itu loh, kaum Frontal.

Bahkan kekerasan secara fisik maupun verbal adalah hal yang kaum Frontal perlu waspadai saat mencari sang pujaan hati secara daring. Match, chat, meet, and date terdengar sangat menyenangkan. Hmm… tidak semudah itu, Fergusso. Apakah kaum Frontal pernah mencari tahu seberapa banyak yang akhirnya berhasil menemukan pasang secara online melalui dating app terbaik di atas? Menurut Kaspersky hanya 11% yang benar-benar bertujuan mencari pasangan melalui dating apps, selebihnya hanya mencari kesenangan belaka dan mungkin saja iseng yang berujung kejahatan.

Kisah seorang perempuan, Bunga 26 tahun, yang sedang mencari hubungan tanpa terikat komitmen berujung cinta segitiga. Bunga menjalin kisah dengan seorang pria yang ia temui melalui dating apps. Pria tersebut benar mengaku bahwa dia memiliki kekasih namun hubungan yang mereka jalin adalah open relationship. Bunga pun percaya kepadanya, namun seiring berjalannya waktu ternyata pria tersebut hanya membohonginya, dan akhirnya Bunga hanya menjadi perusak hubungan. Sedih ga sih? Selain itu Bunga juga kerap kali mendapatkan kekerasan verbal melalui dating app.

Kisah di atas merupakan satu dari sekian banyak kisah gelap dari dating apps.

Salah satu organisasi yang bertujuan menyuarakan dan menangani korban kekerasan dan pelecehan seksual, Samahita, beberapa kali mendapatkan korban pelaku dating apps. Organisasi ini mengungkapkan bahwa kekerasan seksual sering terjadi diawal pertemuan dan pelaku menghilang begitu saja.

Misalnya juga nih, seperti kasus di New York, Daneal Drayton ditangkap atas pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Samantha Stewart, dan dia juga mengakui adanya 6 pembunuhan lain sebelumnya.

Mengenaskan ya, kaum Frontal?

Belum lagi kejadian di Indonesia, seorang pria berinisial AP ditangkap di polresta Depok karena mencuri mobil partner kencan yang ditemui dari dating apps. AP juga mengakui sudah sering melakukan ini loh, kaum Frontal.

Chandra Kirana, peneliti dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa kekecewaan dan tindakan kriminal seperti kekerasan seksual, penipuan, dan pencurian seperti kisah-kisah di atas adalah hal yang perlu diwaspadai kaum Frontal. Saat kamu sudah memutuskan untuk swipe right, sudah harusnya pula mengantisipasi kemungkinan buruk yang dapat terjadi. So, apa kaum Frontal masih mau sembarangan dengan dating apps?

Cerita-cerita di atas adalah fakta dari seberapa gelapnya dating apps. Walaupun demikian, kaum Frontal tetap ngga ada salahnya kok untuk mencari jodoh melalui dating app. Asalkan tetap berhati-hati ya, karena kita hanya tau informasi yang tercantum dari profil mereka saja nih, kaum Frontal.

Next kita bahas apalagi ya, kaum Frontal? Kalau ada ide bisa banget komen di bawah atau di social media kita.

Salam,

Frontell
#bukankaumfrontal

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *