Anthony Tan dan Kisahnya Membangun Grab

Banyak yang bilang “kejarlah mimpi”, tapi jarang yang mengejar mimpi-mimpi fantastis yang kita bayangkan saat kecil. Hidup seringkali menghalangi, masalah berdatangan, dan kita akhirnya menjalani pekerjaan hanya untuk bertahan hidup. Mengubah cita-cita masa kecil menjadi kenyataan memang bukan hal yang mudah. Namun, ada orang-orang yang gigih memegang teguh tujuan mereka dan mengayuh menuju kesuksesan dengan berani dan dedikasi. Salah satu sosok pemberani tersebut adalah Anthony Tan, CEO dan co-founder Grab, aplikasi ride-hailing terdepan di Asia Tenggara. Baca lebih lanjut tentang Grab disini.

Kisah Kecil Anthony Tan

Sejak usia enam tahun, Anthony Tan sudah tahu ingin menjadi pengusaha. Tidak seperti kebanyakan orang, mimpinya tidak pudar meski kehidupan sehari-hari terasa repot. Sebaliknya, semangatnya untuk membangun sesuatu sendiri justru semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Bakat bisnis Anthony Tan sudah terlihat sejak ia berusia 11 tahun. Usaha pertamanya adalah dengan menjual koleksi komik yang dibelikan orang tuanya di sebuah Komik Festival di Singapura. “Dulu kayak anak kecil lainnya, saya suka banget sama komik, terutama X-Men. Terus saya lihat teman-teman pengin punya komik yang saya punya. Jadi kita berpikir, ‘Yuk barteran!’ Setelah barter beberapa kali, saya sadar mereka nggak punya banyak komik buat ditukar. Akhirnya saya terima uang tunai, dan lumayan lah keuntungannya,” cerita Anthony.

Meski lahir dari keluarga kaya raya di Malaysia (keluarganya punya Tan Chong Motors yang sukses), harta warisan bukanlah kunci kesuksesan luar biasa Anthony Tan. Dengan peluang emas masuk bisnis keluarga, Anthony justru memilih jalan sendiri. Alih-alih ikut jejak keluarga, kisah perjuangan kakeknya yang merintis usaha otomotif dari nol menjadi konglomerat di Malaysia justru memotivasi Anthony untuk membangun sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Ide Besar yang Berawal Dari Pertanyaan Sederhana

Selama kuliah di Harvard Business School, saat menghadiri sebuah seminar, Anthony Tan terus menerus mendengar keluhan temannya, “Sistem taksi di negaramu payah deh! Kakek buyutmu kan supir taksi, kakekmu yang membangun bisnis mobil Jepang di Malaysia, kenapa kamu nggak melakukan sesuatu?” Omongan temannya itu nyangkut di kepalanya dan memunculkan ide untuk membuat layanan pemesanan taksi berbasis aplikasi, Grabtaxi. Tujuannya adalah membuat aplikasi yang memudahkan orang untuk pesan taksi dan mengatasi masalah transportasi, sekaligus membantu para supir taksi mendapatkan penghasilan lebih stabil dengan penumpang yang pasti.

Namun, saat Anthony Tan menyampaikan idenya ke salah satu profesor, ia justru mendapat kritikan, “Anthony! Hidup itu udah susah. Fokus aja sama keuntungan. Idenya terlalu sulit, belum terbukti bisa jalan di dunia nyata. Bagus di atas kertas, tapi susah dijalankan.” Tapi ia punya mental pantang menyerah. Alih-alih patah semangat, ia justru semakin termotivasi untuk mewujudkan idenya.

Lika-liku Tantangan di Perjalanan

Lahir dari keluarga pengusaha, Anthony Tan memang dididik untuk jadi sosok yang inovatif dan fokus pada solusi. Tapi perjalanan Grab menuju kesuksesan nggak semulus jalan tol. Salah satu tantangan terbesarnya di awal perjalanan Grabtaxi adalah mengedukasi para supir taksi untuk menggunakan teknologi. Bayangkan, Ia harus keliling dengan taksi yang panas, ngajarin para supir yang gaptek (gagap teknologi) cara pakai aplikasi, dan menghadapi penolakan mereka. Para supir ini banyak yang belum punya smartphone, apalagi paham soal internet atau GPS. Alhasil, Anthony harus memfasilitasi mereka dengan smartphone dan mengajari hal-hal mendasar seperti menyalakan HP. Selain itu, ada juga berbagai rintangan klasik dunia startup, seperti masalah regulasi, izin, dan birokrasi pemerintah.

Mengajak para pemilik armada taksi untuk bergabung dengan Grabtaxi juga nggak gampang. Pernah suatu kali saat negosiasi di Marina Bay, Anthony Tan mendengar suara dentuman keras. Pas diintip ke bawah meja, ternyata ada senapan mesin. Belakangan dia baru tahu kalau orang yang diajak kerjasama itu ternyata salah satu pedagang senjata terbesar di daerah itu. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, Ia akhirnya berhasil meluncurkan layanan pemesanan taksi yang diberi nama MyTeksi. Nama layanan ini kemudian diubah menjadi GrabTaxi di tahun 2012, dan sekarang kita mengenalnya sebagai Grab.

Permulaan dari Grab, Platform dengan Harapan Baru

Bersama sekelompok teman yang ambisius dan optimis, Anthony Tan merintis Grab di sebuah ruang penyimpanan sempit yang disewa di Kuala Lumpur, Malaysia di tahun 2012. Awalnya sih, mereka cuma pengin bikin aplikasi buat mengatasi masalah transportasi. Tapi lama-lama, mereka mulai berani ngetawain masalah yang lebih besar, kayak kesenjangan pendapatan, infrastruktur kuno, dan akses yang nggak merata.Anthony sadar kalau Asia Tenggara penuh dengan ambisi tapi juga keterbatasan. Jutaan orang menghadapi berbagai kesulitan setiap hari, mulai dari transportasi, pesan makanan, transaksi keuangan, dan masih banyak lagi. Makanya mereka bikin Grab untuk mengatasi semuanya itu.

Dari perusahaan kecil, Grab sekarang udah menjelma jadi perusahaan teknologi mobile terbesar di Asia Tenggara. Grab nggak cuma ngurusin transportasi, tapi juga layanan pesan makanan, pembayaran digital, pembelian tiket bioskop dan booking hotel di seluruh Asia Tenggara. Jutaan konsumen, driver, penjual, dan pebisnis merasakan manfaat dari Grab. “Sama kayak semua orang Asia Tenggara, kami masih ambisius banget. Kami masih mempertanyakan keterbatasan yang ada setiap hari. Dan kami masih optimis,” ucap Anthony Tan.

Kisah Sukses Anthony Tan: Inspirasi Bagi Kaum Muda yang Ingin Berwirausaha

Kisah Anthony menunjukkan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan tekad yang kuat, kita dapat mencapai mimpi-mimpi besar. Bagi kaum muda yang ingin berwirausaha, Anthony memberikan beberapa saran:

  • Temukan masalah yang ingin dipecahkan. Sebuah bisnis yang sukses haruslah menawarkan solusi untuk suatu masalah.
  • Jangan takut untuk mengambil risiko. Menjadi pengusaha berarti berani mengambil risiko.
  • Belajarlah dari kegagalan. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Yang terpenting adalah bangkit dan belajar dari kesalahan.
  • Teruslah berinovasi. Dunia selalu berubah, dan bisnis yang ingin sukses haruslah selalu berinovasi.
  • Percayalah pada diri sendiri. Percayalah bahwa Anda memiliki kemampuan untuk mencapai mimpi-mimpi Anda.
anthony tan jualan

Kisah Anthony Tan adalah bukti bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, kita dapat mencapai apa pun yang kita impikan. Grab dapat menjadi partner terbaikmu untuk mengsupport segala kebutuhan bisnismu, terutama mengantarkan produk kamu kepada orang-orang yang membutuhkanmu. Bermitralah dengan Grab sekarang!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *