4 Cara Mudah Move On dengan Stoikisme

“You have power over your mind – not outside events. Realize this, and you will find strength.”

-Marcus Aurelius

Pengen cepet move on? gagal move on kah? semua orang pasti pernah mencoba move on, mungkin dari mantan, keluarganya, dan bahkan teman-teman lama yang akan jarang kita temui. Semua orang akan berpisah, waktu akan menang diakhir hari. Namun, bukan berarti hari hari kita harus dinodai oleh ini. Semua orang pasti pernah menginginkan untuk move on, bahkan filsuf Stoikisme. Oleh karena itu, berikut adalah Cara Move On dengan Stoikisme

ArticlesBlogTop Reviews / By Trirakha B Arya Pramana

1. Mencintai Takdir

Prinsip ini berawal dari pemikiran Nietzche, yang artinya adalah mencintai takdir namun prinsip ini juga digunakan oleh filsuf stoikisme. Perlu digarisbawahi bahwa tidak cukup untuk menerima takdir tapi kita harus mencintainya dengan segala kekurangannya. Memang terdengar sulit dan tidak mungkin untuk dilakukan. Akan tetapi selain takdir yang kita miliki apakah kita mempunyai pilihan? Kehidupan kita pasti akan ada kesulitan, pasti akan ada hal yang sulit untuk diterima seperti move on. Namun filsuf stoikisme, mengajarkan kita untuk sabar dan menerima keadaan kita secara seadanya saja. Cara move on dengan stoikisme bisa dimulai dengan menyadari bahwa takdir yang kita miliki lebih baik dari fikiran kita.

2. Dunia akan selalu berputar

Selanjutnya masalah yang kita miliki saat ini, tidak akan selalu ada di masa depan. Demikian juga dengan filsuf stoic yang menggunakan ini sebagai prinsip hidupnya, disetiap masalah yang mereka miliki seperti masalah keuangan, ataupun sakit dan bahkan untuk move on. Akan tetapi hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan dan butuh waktu untuk bisa menerapkan ini secara efektif. Tapi dengan mengingat hal ini kita bisa diperkuat dalam menerima hal yang ada disekitar kita, karena dari stoic kita tau bahwa saat kita sedih hal tersebut tidak akan berlangsung selamanya, jadi kita akan lebih kuat dalam mengahadapi hal itu.

3. Kita Tidak Boleh Bergantung pada Orang Lain

Kebahagiaan yang kita miliki tidak bisa digantungkan pada orang lain. Karena di akhir hari kita hanya memiliki diri kita sendiri, dan orang lain memiliki kehendak mereka untuk datang dan hilang dari kehidupan kita. Filsuf stoic memiliki pandangan bahwa kita tidak boleh mengantungkan kebahagian kita pada sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan, dan hal tersebut termasuk orang lain. Jika kita tidak bisa bahagia dengan diri kita sendiri, kita tidak akan bisa bahagia dengan orang lain.

4. Mengingat Kematian

Yah memang tidak lazim untuk mengingat kematian. Namun, hal ini bisa membuat diri kita lebih tenang dalam mengahadapi suatu masalah. Karena, jika kita dapat membandingkan masalah kita dengan realita hidup, masalah kita akan terasa kecil dan fana. Ketika kita dihadapi oleh suatu masalah, kita akan ingat bahwa gak akan selamanya kita akan mengahadapi masalah tersebut. Dan juga hal ini akan membantu kita dalam mengahadapi kesenangan. Filsuf stoic selalu mengingatkan pada dirinya sendiri untuk bisa tidak terlalu senang ketika mendapatkan kebahagiaan. Karena ia tahu bahwa tidak selamanya ia akan merasakan senang. Jadi, hal tersebut lebih di apresiasi oleh dia.

Jadi, berikut adalah beberapa cara Move on dengan Stoikisme. Intinya kita tidak dapat mengubah orang lain, namun kita selalu bisa mengubah diri kita sendiri dalam menghadapi suatu masalah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *