Reksadana Syariah vs Reksadana Konvensional

reksadana syariah

Investasi dalam reksadana merupakan salah satu cara yang populer untuk membangun portofolio investasi yang beragam dan terdiversifikasi. Di dalam pasar reksadana, ada dua jenis utama: reksadana syariah dan reksadana konvensional. Meskipun keduanya bertujuan untuk memberikan pengembalian investasi kepada investor, ada perbedaan mendasar dalam cara mereka dijalankan, kriteria investasi, dan prinsip yang mendasarinya.

Baca juga disini: Investasi Reksadana: Pahami Keuntungan dan Resikonya

Reksadana konvensional adalah reksadana yang dapat berinvestasi di semua jenis efek keuangan seperti saham, obligasi, dan deposito namun, dengan batasan-batasan investasi sebagaimana ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara, reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di efek keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah, dan tentunya masih terikat dengan batasan investasi yang ditetapkan oleh OJK. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan mengenai perbedaannya.

Prinsip dan Pengelolaan Investasi

Reksadana syariah dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) bersama dengan OJK. Sementara reksadana konvensional dikelola berdasarkan prinsip kontrak investasi kolektif, tidak berdasarkan prinsip syariah dan hanya diawasi oleh OJK. Selain itu pada jenis konvensional peran manajer investasi sangat dominan. Sedangkan pada jenis syariah posisi kedua pihak setara atau sama. Pemilik modal membutuhkan manajer investasi sebagai pihak yang mempunyai keahlian dalam mengelola dan mengembangkan investasinya. Sedangkan manajer investasi membutuhkan pemilik modal sebagai pihak yang menyediakan dana untuk dikembangkan.

Proses “Pembersihan”

Dalam reksadana konvensional tidak ada istilah “pembersihan” atau memisahkan sumber pendapatan yang halal dan non halal. Asal sesuai ketentuan dari OJK, maka manajer investasi sudah bisa menjual reksadana konvensional. Sedangkan dalam investasi reksadana syariah, proses “pembersihan” pendapatan wajib dilakukan. Proses “pembersihan” berarti memilah apakah sebuah perusahaan memiliki pendapatan tidak halal atau sebaliknya dalam melakukan bisnisnya.

Akad Investasi

Salah satu pembeda yang sangat mencolok antara kedua jenis reksadana adalah pada kesepakatan kerja sama. Dalam reksadana syariah menggunakan prinsip wakalah, atau kemitraan. Karena tidak ada kesepakatan berapa persentase pembagian keuntungan sehingga jumlah dan waktu penerimaan tidak pasti. Sedangkan dalam reksadana konvensional, jumlah dan waktunya telah disepakati. Dalam kondisi emiten mengalami kerugian, pada saat nilai aset turun pemilik modal kemungkinan akan kehilangan sejumlah dananya. Selain itu dalam reksadana syariah menggunakan akad syariah yang bisa meliputi akad kerjasama (musyarakah), sewa menyewa (ijarah), dan akad bagi hasil (mudharabah). Sementara reksa dana konvensional menekankan pada kesepakatan tanpa adanya aturan halal atau non halal.

Keuntungan

Dalam reksadana konvensional keuntungan dari pemilik modal adalah bisa sepenuhnya menyerahkan investasi kepada manajer dan langsung menerima hasil setiap waktu yang ditentukan. Selain itu instrumen yang bisa menjadi pilihan lebih bervariasi sehingga bisa memilih banyak jenis yang berbeda. Sedangkan pada reksadana syariah keuntungannya adalah ada dua lembaga yang mengawasi, yaitu dari OJK dan DPS. Selain aman dari sisi investasi juga lebih membuat tenang karena sesuai dengan syariat Islam. Namun pemilik modal mempunyai keterbatasan dalam memilih instrumen yang sesuai dengan ketentuan Islam saja.

Sebelum memilih antara reksadana syariah atau konvensional, investor harus mempertimbangkan tujuan investasi mereka. Jika investor memiliki kebutuhan untuk mematuhi prinsip syariah atau memiliki kepedulian etis terhadap investasi mereka, maka reksadana syariah mungkin menjadi pilihan yang lebih sesuai.

Reksadana syariah dan reksadana konvensional memiliki pendekatan investasi yang berbeda namun keduanya bertujuan untuk memberikan pengembalian investasi kepada investor. Memahami perbedaan antara keduanya serta resiko dan keuntungan yang terkait dengan masing-masing jenis investasi sangat penting bagi investor untuk membuat keputusan investasi yang bijaksana sesuai dengan tujuan dan kebutuhan mereka.

Sumber: dbs.id, sikapiuangmu.ojk.go.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *