Siapa yang tak mengenal Optik Melawai, brand kacamata terbesar di Indonesia yang dibuka pada tahun 1981 nyatanya memiliki banyak sekali kisah dibelakangnya. Hingga saat ini saja Optik Melawai telah memiliki sekitar 300 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Nama Optik Melawai sendiri diambil dari nama gerai pertama mereka yang pertama kali dibuka di kawasan Jalan Melawai, Jakarta Selatan.
Optik Melawai sendiri didirikan oleh Budi Purnomo Hadisurjo dimana kesuksesannya dalam membangun brand Optik Melawai membawa dirinya sebagai salah satu jajaran pengusaha terkaya di Indonesia.
Kita kali ini akan membahas mengenai bagaimana Optik Melawai mulai perjalanan bisnisnya dari membuka usaha yang dirintis dengan konsep yang berbeda hingga kini menjadi perusahaan terbesar di Indonesia. Berikut ulasan selengkapnya!
Menghadirkan Toko dengan Konsep Menawarkan Kenyamanan
Hal pertama yang membuat Optik Melawai berbeda dengan toko kacamata lainnya adalah desain dari toko itu sendiri. Pada tahun 80-an rata-rata toko kacamata berkonsep biasa saja, bahkan pendingin ruangan pun belum ada. Optik Melawai menghadirkan konsep toko kacamata yang lebih nyaman dan semenarik mungkin sehingga membuat pembelinya betah berlama-lama di toko.
Kontribusi dan Prestasi:
Optik Melawai telah memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat Indonesia, di antaranya:
- Memberikan akses yang mudah kepada masyarakat untuk mendapatkan produk-produk optik berkualitas.
- Menyelenggarakan berbagai program pemeriksaan mata gratis untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.
- Bekerja sama dengan berbagai organisasi sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Prestasi
- Indonesia Most Admired Companies Award
- Top Brand Award
- Indonesia Customer Satisfaction Award
Meluncurkan Bridges Eyewear
Kehadiran James memberikan warna baru di bisnis Optik Melawai dengan meluncurkan business line baru dengan nama brand Bridges Eyewear. Business line ini adalah pengembangan dari kaca mata lokal yang menyasar pangsa anak muda. Kehadiran brand ini adalah hasil dari survey yang dilakukan oleh James sendiri saat berkeliling Indonesia.
Dirinya menemukan bahwa kacamata dengan desain vintage menawarkan harga yang cukup mahal yakni sekitar Rp5 juta. Hal tersebut membuat banyak anak muda lebih memilih barang palsu dibandingkan barang asli dengan harga yang relatif lebih mahal.
Dengan menghadirkan Bridges Eyewear ini James berniat mengelola pangsa pasar anak muda yang sejauh ini dirasa belum dikelola dengan baik oleh Optik Melawai sebagai pendahulunya.
Berbeda dengan konsep Optik Melawai yang terkesan lebih mature, Bridges Eyewear menghadirkan customer experience yang berbeda lantaran dijual secara eksklusif di toko baik online maupun secara offline. Senada dengan hal tersebut, James menyampaikan bahwa pola engagement dengan konsumen pun turut mempengaruhi cara pendekatan yang berbeda antara Optik Melawai dengan Bridges Eyewear.
Bridges Eyewear menerapkan sistem yang lebih friendly terhadap customer dimana biasanya pada toko kacamata konvensional customer cenderung diambilkan barang oleh pelayan toko. Sebaliknya, di Bridges Eyewear customer bisa mengambil sendiri kacamata yang ditampilkan di etalase dan mencobanya. Hal tersebut bertujuan agar customer memandang kacamata adalah bagian dari fashion alat bantu baca.
Hingga saat ini Bridges Eyewear telah memiliki beberapa cabang yang tersebar di mall-mall seluruh Indonesia. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau dibandingkan pendahulunya, yakni Optik Melawai. Namun demikian kualitas produk yang dimiliki Bridges Eyewear tetap nomor satu.
Kesimpulan
Sebagai pionir di bidang penjualan kacamata, nyatanya konsep bisnis yang dijalankanya pun terbilang sukses dan ditiru oleh para pesaingnya.
Demikianlah artikel Kita kali ini. Untuk Anda yang hendak membuka bisnis, jangan lupa untuk tetap berinovasi lantaran perkembangan teknologi dan informasi saat ini sangat berpengaruh terhadap penjualan produk maupun cara pendekatan terhadap calon customer.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Kacamata Sunglasses untuk Gaya Baru Lebaran