Mengenal Berbagai Macam Candlestick Yang Trader Wajib Ketahui!

pola candlestick
berbagai macam candlestick
Berbagai macam candlestick yang sering digunakan trader

Halo Sahabat Cuangkut! Balik lagi ke artikel selanjutnya. Kali ini Minkut akan membahas mengenai berbagai macam candlestick yang trader wajib ketahui sebelum memulai berinvestasi di saham. Dalam berinvestasi di saham, terdapat dua jenis analisis yang sering digunakan oleh para investor, yakni analisis fundamental dan analisis teknikal. Nah pada artikel kali ini, Minkut akan membahas salah satunya yaitu analisis teknikal. Dalam analisis teknikal terdapat salah satu alat yang biasa digunakan untuk menilai pergerakan harga saham yaitu analisis grafik harga saham. Analisis grafik harga saham ini bisa menggunakan berbagai macam jenis grafik, mulai dari line chart, bar chart, dan tentu saja candlestick chart.

Candlestick menurut Lifepal adalah salah satu cara melihat potensi harga dalam trading yang menunjukkan harga tertinggi, terendah, pembukaan, dan penutupan dari suatu saham pada periode waktu tertentu. Candlestick dulunya adalah alat yang digunakan oleh para trader komoditas beras di Jepang untuk mencatat harga pasar dari waktu ke waktu dan mempergunakan data tersebut untuk memprediksi pergerakan-pergerakan harga di masa depan. Metode ini dikembangkan oleh seorang trader komoditas beras pada abad ke-18 di Jepang yaitu Munehisa Honma dan selanjutnya metode ini dipopulerkan di dunia barat oleh Steven Nison melalui bukunya yang berjudul “Japanese Candlestick Charting Techniques”.

Komponen utama dalam candlestick

  1. Tubuh Candle (Body): bagian dari candlestick yang menunjukkan harga pembukaan dan harga penutupan pada titik waktu tertentu, yang ditunjukkan dari bentuk persegi empat berwarna merah/hijau/hitam/putih.
  2. Ekor Candle (Shadow/Wick): bagian yang menunjukkan harga tertinggi dan harga terendah saham pada titik waktu tertentu yang ditunjukkan dari garis lurus yang membentang di atas dan di bawah tubuh candlestick dan berwarna sama seperti bentuk lilin.

Selain komponen utama dalam candlestick, terdapat dua warna yang digunakan dalam candlestick yaitu merah dan hijau. Merah berarti terjadi penurunan harga saham (bearish) yang berarti harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan. Sedangkan, hijau berarti terjadi peningkatan harga saham (bullish) yang berarti harga penutupan lebih tinggi daripada harga pembukaan. Namun dalam beberapa kasus, jika candlestick yang ditampilkan tidak berwarna, maka warna hitam digunakan untuk mengindikasikan situasi bearish, sedangkan warna putih digunakan untuk mengindikasikan situasi bullish.

Berikut adalah macam-macam candlestick

  1. Inside Bar
    Pola candlestick ini biasanya paling sering muncul saat tren telah mencapai titik tertinggi atau terendahnya. Pola inside bar selalu diwakili dengan karakteristik dua batang candlestick, di mana salah satu batang lebih kecil dan berada di antara range batang induknya (Mother Bar).
  1. Evening Star dan Morning Star.
    Evening star dan morning star adalah pola tiga batang candlestick yang mengindikasikan keraguan para pelaku pasar. Namun, candlestick ketiga mengkonfirmasi ke mana haluan arah harga berikutnya. Pola evening star mengindikasikan akan adanya reversal bearish (pembalikan harga dari naik menjadi menurun). Sebaliknya, jika muncul pola morning star setelah periode tren menurun, maka akan ada kemungkinan besar untuk reversal bullish (pembalikan harga dari turun menjadi naik).
  1. Hammer and Hanging Man
    Candlestick hammer merupakan pola candle yang lebih condong ke arah bullish yang terbentuk waktu tren menurun. Namun ketika harga jatuh, sinyal hammer yang dekat dibawah harga akan mulai bergerak naik lagi. Panjangnya shadow yang lebih rendah menunjukkan bahwa penjual mendorong harga yang lebih rendah, namun para pembeli dapat mengatasi tekanan jual dan segera ditutup dekat dengan harga pembukaan.
  1. Inverted Hammer and Shooting Star
    Inverted hammer merupakan formasi yang terbentuk ketika downtrend dan menjadi peringatan dari pembalikan harga ke atas. Setelah terjadi downtrend yang berkepanjangan inverted hammer adalah bullish, itu dikarenakan harga yang ragu-ragu dan bergerak ke bawah dengan meningkatkan votalitas yang signifikan. Bentuk dari candle ini berbatang pendek dan memiliki ekor panjang ke atas. Begitu pula dengan shooting star yang hampir sama dengan inverted hammer. Namun yang membedakannya adalah shooting star terjadi ketika tren naik. Untuk bentuk candle shooting star sama dengan inverted hammer yang memiliki batang pendek dan mempunyai ekor panjang keatas.
  1. Marubozu
    Candle yang padat dan tidak memiliki shadow atau ekor. Candle ini memiliki ciri khusus yang ditandai dengan body candle yang relatif panjang dan sekalipun memiliki shadow atau ekor, itu akan terlihat sangat pendek dan sekilas seperti tidak terlihat ekornya. Marubozu memiliki dua jenis, yaitu: bullish marubozu dan bearish marubozu. Bullish marubozu memiliki kekuatan bullish yang sangat besar dan cenderung berwarna hijau, sedangkan bearish marubozu berwarna merah dan memiliki bearish yang sangat kuat. Dan jika pola ini muncul pada chart, itu pertanda bahwa pergerakan harga pasar akan bullish atau bearish.
  1. Spinning Tops
    Candlestick yang memiliki shadow atas dan bawah yang panjang, dengan badan yang cenderung kecil. Pola candle ini menunjukkan bahwa sedang terjadi ketegangan antara sell dan buy yang sedang berimbang dan tidak jelas siapa pemenangnya. Jika spinning top terbentuk saat terjadi trend naik (bullish), maka perlu berhati-hati. Karena kondisi seperti ini bisa berarti akan terjadinya perubahan tren atau jeda, begitu pula sebaliknya.

Baca juga: 4 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Investasi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *