Ini 5 Cara Ekstrim Melatih Kepemimpinan

Cara yang sangat aplikatif dan efektif melatih kepemimpinan ternyata bisa kita temukan diaktivitas kita sehari-hari. Dari berbagai aktivitas tersebut hendaknya kita pilih mana aktivitas yang utama yang paling berdampak signifikan agar kita dapat naik kelas.

Terdapat 5 cara ekstreme yang dapat kita pakai untuk melatih kepemimpinan kita :

Source : osc.medcom.id


1. Hadapi orang yang tidak kita sukai

Jangan pilih untuk menghindari orang-orang yang mungkin tidak kita sukai karena menghindar mungkin akan membuat kita merasa tenang dan damai. Akan tetapi ketika kita berkomitmen menaikkan level kepemimpinan kita maka cobalah untuk berani menghadapi keadaan diluar zona nyaman kita

  • Melatih mentalitas

Menghadapi orang-orang yang tidak kita sukai (let say kita mungkin sebagai ketua organisasi, penanggung jawab acara, bahkan sebagai anggota biasa) dapat melatih mentalitas kita karena menghadapi orang yang tidak kita sukai jauh lebih sulit dari pada mengahadapi orang lain yang tidak terlibat konflik emosional dengan kita

  • Melatih sikap tegas

 Keadaan yang akan sering tidak sesuai dengan harapan dan momen yang akan sering membuat hati menjadi tidak nyaman akan memaksa kita belajar bersikap tegas. Membentuk pribadi yang tegas tidaklah mudah, namun kondisi yang tidak nyaman akan membentuk pribadi kepemimpinan lebih efektif dan lebih efisien (karena faktor pembelajaran yang lebih berbobot)

  • Mengubah lawan jadi kawan

Di era modern saat ini, kolaborasi merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan kapasitas kepemimpinan kita. Kolaborasi dengan lawan memang memiliki banyak resiko tetapi dengan mental pembelajar maka melakukan satu dua kesalahan justru menjadikan kita pribadi yang belajar lebih banyak dan lebih cepat.

Dengan banyak belajar dari kesalahan seiring waktu kita akan terbiasa memenejemen perasaan kita sehingga dari lawan justru akan menjadi kawan

2. Cari perseteruan/perselisihan yang ada

            Ketika kita sebagai orang ketiga yang menyaksikan perseteruan/perselisihan yang terjadi antara orang lain maka kita akan melihat banyak celah perbaikan yang bisa kita perbaiki, minimal bisa kita pelajari

  • Belajar peduli

Kepedulian akan muncul secara spontan ketika kita menyaksikan suatu perseteruan yang terjadi antara orang lain. Semakin sering kita bertemu dengan perselisihan orang lain maka semakin tinggi tingkat kepedulian kita.

Catatan penting : Peduli terhadap perseteruan yang berdampak kepada masyarakat luas, bukan peduli terhadap perseteruan yang terlalu personal.

Contohnya : Pertikaian antar kelompok remaja, konflik internal organisasi, dsb

  • Belajar menganalisa

Analitycal thinking kita dapat terlatih secara alamiah dengan seringnya kita bertemu dengan perselisihan yang ada sehingga kita dapat lebih adil dan bijaksana ketika membuat sebuah kebijakan

  • Mengambil peran

Berani mengambil peran sebagaimana halnya seorang leader bahkan menjadi refleks berbuat perbaikan sebagai efek dari seringnya kita bertemu dengan perselisihan

3. Mata elang ketika dikeramaian

  • Peka

Mata elang yang jeli melihat situasi akan menjadikan kita sebagai sosok yang

peka terhadap situasi, tidak asyik sendiri ketika berada dikeramaian

  • Jadi orang pertama yang refleks menolong

Ketika kita jeli melihat situasi maka peluang menjadi orang pertama yang melihat suatu hal yang janggal menjadi sangat besar. Dengan begitu kita akan terlatih menjadi orang pertama yang menolong orang lain

4. Bekerjasama dengan orang yang terpaut jauh usianya dengan kita

  • Menurunkan gengsi

Ketika kita terbiasa bekerjasama dengan orang yang terpaut jauh usianya dibawah usia kita maka gengsi kita akan menurun dan kita akan lebih friendly

  • Membumi dan memahami

Perbedaan usia akan secara otomatis melatih kita memahami karakter orang lain secara jelas sehingga semakin sering kita bekerjasama dengan orang yang terpaut jauh usianya dibawah usia kita maka kita akan jadi pribadi yang merakyat atau membumi.

  • Sikap mental

Akan banyak hal terjadi dengan kasus yang berbeda diantara tim yang berbeda-beda usianya, dengan begitu kita akan banyak belajar menjadi pemimpin yang memiliki sikap mental dari berbagai kejadian yang terjadi diluar ekspektasi kita

5. Paling akhir mengambil keuntungan

  • Belajar mendahulukan orang lain

Pemimpin yang baik memiliki mental self driving bukan bermental passanger. Passanger memiliki kebiasaan manja, dilayani dan cenderung menjadi pengikut. Sedangkan mental driver memiliki unsur penting kepemimpinan yaitu melayani. Semakin sering kira mendahukukan orang lain maka semakin terasah mental self driving kita.

  • Menekan ketamakan

Tamak adalah sifat yang ada didalam diri kita, sebagai manusia selalu saja ingin dapat lebih dari apa yang sebenarnya sudah cukup. Perlu untuk menekan sikap buruk tersebut sehingga ketamakan kita tidak menjadi dominan dan membuat kita mampu berlaku arif dan bijaksana.

  • Belajar paling depan menerima penderitaan

Belajar mengambil keuntungan paling akhir secara tidak lansung akan membuat kita belajar menjadi sosok pemimpin terdepan ketika mengahdapi permasalahan, dan lain sebagainya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *