Gunung Everest, Dasar Laut yang Menjadi Atap Dunia

Bagi para pendaki gunung, nama Gunung Everest bukanlah hal yang asing. Gunung Everest merupakan salah satu gunung yang berada di antara Pegunungan Himalaya. Pegunungan Himalaya berada di dua kawasan yaitu Nepal dan Tibet, tetapi puncak Gunung Everest sendiri berada di Tibet. Gunung Everest merupakan impian bagi para pendaki gunung karena merupakan salah satu gunung yang masuk Seven Summit Dunia. Bukan hanya itu, gunung ini juga gunung tertinggi yang ada di dunia. Ketinggiannya mencapai 8.848 meter diatas permukaan laut. Tanpa kita sadari, ketinggian puncak gunung ini bertambah setiap tahunnya. Di balik itu semua, apapun yang terjadi dengan Gunung Everest tidak lepas dari proses geologi yang terjadi setiap saat.

Gunung Everest

Tumbukan Dua Lempeng Besar

Apabila kita membahas Gunung Everest maka kita tidak boleh melupakan Pegunungan Himalaya, karena proses geologi yang terjadi saling berkaitan satu sama lain. Saat kita membahas fenomena alam yang terjadi dengan Pegunungan Himalaya maka kita akan berhubungan dengan tektonik lempeng. Secara skala umur geologi, Pegunungan Himalaya dan Gunung Everest tergolong masih muda. Mereka terbentuk lebih dari 65 juta tahun yang lalu. Pegunungan Himalaya terbentuk akibat tumbukan dua buah lempeng benua yang besar, yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Karena kedua lempeng tersebut adalah lempeng benua yang memiliki karakteristik yang hampir sama, maka terjadilah pengangkatan yang cukup besar. Hal ini berbeda apabila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling bertumbukan, umumnya lempeng samudra akan tergerus ke dalam lempeng benua yang kemudian membentuk palung dan gunung api.

Model Geologi Subduksi Dua Buah Lempeng Benua

Dari Laut ke Atap Dunia

65 juta tahun yang lalu, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia masih berada di bawah permukaan air laut. Akibat proses subduksi lah yang membuat kedua lempeng tersebut terangkat ke daratan hingga ketinggian puncak Gunung Everest di angka 8.848 meter diatas permukaan laut. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya Formasi Qomolangma yang berada di puncak Gunung Everest. Formasi Qomonglangma tersusun atas lapusan batu kapur Ordo Ordovician, Dolomit rekristalisasi, batu Lanau, dan Lamina. Batuan tersebut merupakan batuan yang ringan sehingga sangat mudah untuk di dorong ke atas membentuk pegunungan yang sangat tinggi. Batuan formasi Qomonglama mulai hadir pada ketinggian 8.600 meter diatas permukaan laut yang berada di zona sesar di atas Formasi Kol Utara hingga berakhir di puncak. Hadirnya fosil laut menambah bukti bahwa atap dunia saat ini merupakan sebuah lautan di masa lalu. Beberapa fosil yang berada di atap dunia saat ini merupakan fosil yang di depositkan di dasar laut tropis yang dangkal.

Susunan Batuan di Gunung Everest

Puncak Gunung Everest yang Terus Bertambah Tinggi

Proses geologi yang terjadi sejak dulu akan terus berjalan hingga sekarang karena adanya arus konveksi di dalam bumi. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya tinggi puncak Everest setiap tahunnya. Bertambah tingginya puncak Everest di dapatkan dari instrumen penentuan posisi global yang ditetapkan sejak akhir 1990an. Hal ini dipengaruhi oleh Sub-benua India yang menabrak benua Asia dan kemudian mendorong Himalaya lebih dari lima mil. Lempeng India bergerak maju sekitar 1,7 inci per tahun. Akibat lempeng Eurasia yang menolak untuk bererak, menyebabkan Pegunungan Himalaya naik dari 5 hingga 10 milimeter pertahun. Bebeberapa ahli kebumian memprediksi bahwa India akan terus bergerak ke utara sejauh 1000 mil selama 10 jutan tahun ke depan.

Proses geologi yang terjadi di bumi merupakan suatu hal yang dinamis. Oleh karena itu, akan banyak terjadi fenomena alam yang sangat menarik untuk dibahas. Semoga artikel ini bisa membantu kalian memahami bagaimana proses geologi yang terjadi di atap dunia ya!

Baca juga: Palung Mariana, Dasar Laut Paling Dalam di Dunia

Sumber:
The Geology of Mount Everest
Why Mount Everest Keeps Changing Its Height

4 thoughts on “Gunung Everest, Dasar Laut yang Menjadi Atap Dunia”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *