Stoikisme adalah Cara Hidup Tenang di Era Modern

Orang yang memiliki pandangan stoikisme dapat hidup bahagia, ketika ia tidak terpengaruh oleh hal-hal di luar kendalinya. Kemudian, Stoikisme mengajarkan bagaimana hidup secara tenang; terutama ketika menghadapi situasi sulit atau tidak terduga. Tujuan utama dari filosofi ini menekankan pada kesadaran dan penguasaan diri.

Untuk dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari, 5 contoh pratktif filosofi stoikisme adalah sebagai berikut :

Stoikisme adalah filosofi yang  mengajarkan hal-hal yang terjadi seringakali diluar kendali kita. Terjemahan foto : Kita seringkali menderita dalam pikiran daripada kenyataan.
Lucius Annaeus Seneca, seorang filsuf zaman romawi yang menjalani hidup dengan filosofi stoikisme.
(Sumber : BreakBrunch)

1) Menyadari bahwa hal-hal yang terjadi, kadang diluar kuasa kita.

Salah satu praktik utama dalam filosofi Stoikisme adalah membedakan antara peristiwa yang terjadi. Yang mana di luar kuasa kita dan di dalam kuasa kita. Contoh faktor eksternal nya adalah penerbangan ditunda karena cuaca buruk. (Ini adalah hal yang diluar kuasa kita). Tidak ada satu cara pun yang bisa kita lakukan untuk mengubah kondisi tersebut. Maka dari itu, terus-terusan kesal dengan hal yang sudah terjadi adalah keputusan yang sia-sia.

2) Menerima kenyataan bahwa yang sudah terjadi adalah realita yang harus dihadapi.

Stoikisme mengajarkan yang bisa kita lakukan adalah menerima kenyataan sebagai mana adanya. Lalu, mengubah persepktif kita dengan melihat sisi positif nya; dengan menunda perjalanan, penerbangan di cuaca yang baik akan lebih menyenangkan dan menenangkan.

Jika kita hanya fokus pada hal-hal di dalam kontrol kita, bukan hanya kita lebih tenang dan bahagia. Tetapi, kita menjadi sadar bahwa melawan, mengeluh, menyalahakan faktor eksternal adalah sebuah pertarungan yang tidak bisa dimenangkan.

3) Filosofi Stoikisme adalah melatih diri dengan keluar dari zona nyaman.

Seseorang yang sudah terbiasa dengan spontanitas akan fleksible akan apapun yang terjadi. Filosofi Stoikisme mengajarkan kita melatih diri untuk biasa dalam melakukan hal-hal yang tidak nyaman atau berbeda dengan rutinitas kita. Seperti: mandi dengan air dingin. Meskipun, jika kita sudah terbiasa dengan air hangat.

Latihan ini bertujuan agar kita memahami bahwa, kesenangan tidak bisa dipisahkan dengan kesusahan. Pelajaran hidup seringkali datang dari kejadiaan yang tidak menyenangkan. Seperti dalam analogi, “If you never tasted bad apples, you will never appreciate a good apple.”

Stoikisme mengajarkan juga praktik hidup sederhana; agar kita senatiasa bersyukur dengan setiap hal yang sudah terjadi, baik yang menyenangkan ataupun tidak.

“Karena kalau kita cermati, sebetulnya tidak ada yang permanen dalam hidup ini. 

Barang kesayangan bisa tidak sengaja rusak atau hilang, begitu pula pekerjaan. Orang tercinta bisa pergi dari kehidupan kita secara tiba-tiba, apakah karena alasan pribadi atau dipanggil yang Kuasa. Begitu pula dengan kekuasaan, kekayaan, reputasi. Tidak ada jaminan pasti keberlangsungan hal-hal ini dalam hidup kita. 

Berjarak secara emosi tidak menjadikan kita manusia yang dingin dan tidak peduli. Malah sebaliknya. Karena tahu betul apa yang kita miliki sekarang, orang-orang yang ada di kehidupan kita sekarang, bisa hilang atau pergi kapan saja, ini mendorong kita semakin menghargai dan tidak menyia-nyiakan mereka selagi masih ada dalam hidup kita.” 

Marissa Anita https://greatmind.id/article/on-marissa-s-mind-stoikisme-filosofi-anti-cemas

4) Fokus pada usaha, Berharap yang terbaik, Siap dengan yang terburuk.

Dalam dunia kerja, Stoikisme mengajarkan yang seharusnya menjadi fokus utama adalah usaha dan kualitas kerja kita. Meskipun, yang seringkali kita harapkan adalah apresisasi dan pengakuan dari atasan/bos. Dengan ekpektasi, nantinya jika hasil kerja berdampak baik kepada perusahaan, kita akan dipromosi ke tingkat selanjutnya.

Tetapi, banyak hal eksternal yang mempengaruhi keputusan ini yang diluar kendali kita. Sehingga, semakin kita mencoba mengatur faktor eksternal ini, ujungnya hanya akan membuat kita stress. Namun apabila, jika kenyataan nya usaha kita tidak juga dihargai, kita siap mengambil keputusan untuk mencari kesempatan di perusahaan lain yang punya prospek yang lebih baik.

5) Tuangkan dalam tulisan, Jadikan kebiasaan.

Stokisme mengajarkan cara hidup anti cemas, Namun, kejadian sehari-hari sering kali lewat begitu saja tanpa kita evaluasi. Dengan meluangkan waktu, merefleksi kejadian yang terjadi, sesungguhnya membuat kita lebih sadar dan memahami apa yang kita inginkan.

Mana hal yang perlu ditingkatkan seperti: gaya hidup sehat, olahraga rutin, komunikasi dengan sesama, dll. Dan, mana hal yang diluar tanggung jawab kita: komentar dan tindakan orang lain terhadap kita.

Praktik menulis jurnal ini juga dilakukan oleh para tokoh-tokoh yang menjalani filosofi hidup stoikisme, seperti filsuf Seneca, Kaisar Roma Marcus Aurelius dan filsuf Epictetus.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *