Slow Fashion dan Dampaknya Terhadap Lingkungan 

Pada pekan lalu kita sudah membahas Dampak dan Ciri-ciri dari Fast Fashion, dampak-dampak yang di timbulkan dari Fast Fashion terhadap lingkungan maupun pribadi seseorang. Sebelumnya kalian pernah mendengar atau mengenal istilah “Slow Fashion”? Jika belum yuk baca terlebih dahulu artikel kami sebelumnya, “Fast Fashion vs Slow Fashion, Manakah yang Lebih Baik?”. Pada artikel ini kita akan membahas apa saja dampaknya dari Slow Fashion terhadap lingkungan? yuk simak penjelasannya berikut ini!

Dampak Slow Fashion

Penerapan praktek mode yang beretika atau Slow Fashion tentunya memiliki manfaat dan dampak yang positif bagi lingkungan dan customer. Berikut adalah ulasan mengenai manfaatnya antara lain:

  • Pakaian yang Sustainable tergolong kuat, awet dan berkualitas sehingga meminimalisir pengeluaran masyarakat guna membeli baju baju.
  • Mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat penumpukan material-material pakaian yang sulit terurai
  • Meningkatkan produksi pakaian yang dibuat dengan bahan tekstil yang sudah didaur ulang
  • Sustainable fashion bisa memberikan keuntungan simbiosis mutualisme antara desainer, pekerja, perajin, konsumen, hingga industri mode secara keseluruhan.
  • Kemungkinan terjadinya iritasi pada kulit akibat penggunaan material pakaian Sintetis dapat dihindari.

Tips Memilih Material Yang Sustainable

slow fashion
Photo : Charles Etoroma
  • Pilihlah material dari serat-serat alam : Prioritaskan memilih material yang berasal dari serat-serat alam, seperti halnya wol, sutra, katun organik dan linen daripada bahan sintetis seperti nilon dan spandeks yang berbahan dasar plastik. Hal ini erat pada tingkat keramahannya pada lingkungan yaitu saat mencuci baju dimana adanya pelepasan serat mikro ke sungai atau lautan yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
  • Pilih kain yang tepat sesuai kebutuhan : Pilih material yang tepat dan sesuai kebutuhan. Hal ini erat hubungannya dengan kualitas produk fashion baik dari segi kenyamanan pemakai maupun desain yang dihasilkan. Jika menghendaki pakaian yang adem dan nyaman digunakan seharian, katun organik dan linen bisa jadi pilihan. Untuk membuat pakaian hangat semacam jaket, pilihlah kain wol.
  • Pilih kain dengan pewarna alami : Pewarna merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam penerapan konsep sustainable fashion. Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti daun, buah, kulit kayu, kayu, akar, biji, serta bunga. Banyak keuntungan yang didapat dari penggunaan pewarna alami diantaranya cenderung lebih aman bagi kulit, ramah lingkungan, serta memiliki rentang warna yang lebih luas dan tajam.
  • Pilih material yang ramah lingkungan : Berikutnya bahan atau material yang memiliki kualitas bagus dan diproses dengan cara yang ramah lingkungan. Sekalipun tidak ada kain atau material baju yang benar-benar sustainable, tetapi penggunaan kain yang diproses dengan cara ini menjadi salah satu langkah yang paling tepat. Kalau anda menemukan bahan kain yang diberi label “perawatan mudah”, “tahan kerut” atau “bebas noda” berarti kain tersebut terbuat dari serat kimiawi. Selain dibuat dengan material yang sustainable, metode daur ulang juga sangat disarankan dalam pembuatan produk pakaian yang sustainable.

Jadi gimana? sudahkah kamu melihat isi lemarimu lagi?

Related Post : Fast Fashion dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *