Investasi Di Masa Resesi, Apa Sajakah Itu?

Investasi terbaik di masa resesi, apa saja ya kira-kira? Saat ini banyak sekali orang-orang yang memperbincangkan masalah resesi khususnya para pakar finansial. Apakah benar hal itu akan terjadi? Lalu, apa saja yang harus kita lakukan untuk menghadapi ancaman resesi tersebut?

Investasi Terbaik Di Saat Resesi
Ilustrasi Resesi (Sumber : Detik)

Apa itu resesi?

Resesi dapat diartikan sebagai kondisi dimana pertumbuhan ekonomi suatu negara atau nilai Gross Domestic Product (GDP) dari suatu negara bernilai negatif berturut-turut selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Ada banyak sekali penyebab dari munculnya kondisi resesi ini, antara lain :

  1. Inflasi yang berlebihan
  2. Deflasi yang tak terkendali
  3. Jumlah utang yang berlebihan dari suatu negara
  4. Penggelembungan aset yang didorong oleh keputusan emosional saat berinvestasi

Persiapan dalam menghadapi resesi

Untuk menghadapi gelombang resesi, tentunya kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin agar kondisi finansial kita tidak hancur akibat badai resesi. Salah satu caranya tentu adalah dengan berinvestasi. Banyak sekali alasan kenapa kita harus melakukan investasi khususnya untuk menghadapi kondisi resesi yang diprediksi akan datang pada tahun 2023. Namun, sebelum itu kita juga harus mempersiapkan beberapa hal, antara lain :

1. Mengamankan dana darurat

Ilustrasi Dana Darurat (Sumber : Kompas)

Sebelum mulai berinvestasi kita harus mengumpulkan dana darurat terlebih dahulu. Dana darurat merupakan dana yang perlu dipersiapkan untuk digunakan pada saat peristiwa atau keadaan darurat yang tidak diantisipasi atau tidak diharapkan terjadi. Hal ini sangat penting untuk menjaga kestabilan finansial kita.

Besaran minimal dana darurat yang harus dipersiapkan idealnya adalah 6-12 kali lipat pengeluaran per bulan dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing individu. Namun, untuk menghadapi kondisi resesi yang mungkin akan terjadi, kita bisa mempersiapkan dana darurat 2 kali lipat lebih banyak dari idealnya.

2. Memberikan proteksi diri

Ilustrasi Asuransi (Sumber : Zurich)

Memproteksi diri kita dengan produk asuransi tentu akan membantu kita untuk lebih siap menghadapi kondisi apapun, termasuk di saat resesi nantinya. Asuransi ini memberikan manfaat untuk meminimalisir kerugian finansial akibat dari insiden buruk yang akan merusak cash flow atau menghancurkan aset kita. Terdapat 2 jenis asuransi yaitu, asuransi kesehatan yang akan memproteksi diri kita jika terjadi kondisi sakit atau kecelakaan yang menimpa diri kita dan asuransi jiwa yang memberikan perlindungan jika kita meninggal dunia. Dengan adanya asuransi, maka kita juga akan lebih aman untuk memulai berinvestasi.

3. Efisiensi utang dan pengeluaran

Ilustrasi Utang (Sumber : Bank Jago)

Hal yang perlu diperhatikan ketika akan menghadapi gelombang resesi adalah memastikan bahwa kita tidak memiliki utang konsumtif yang akan membebani kondisi finansial kita. Jika kita terpaksa memiliki utang, pastika bahwa utang tersebut merupakan utang produktif dan jumlahnya tidak lebih dari 30% dari pendapatan kita tiap bulannya. Semakin banyak utang yang kita miliki, maka akan semakin sulit pula beban finansial kita.

Selain itu kita juga perlu melakukan efisiensi pos-pos pengeluaran kita. Sebisa mungkin menghindari pengeluaran konsumtif yang berlebih. Serta memastikan pengeluaran kita sudah sesuai dengan kebutuhan kita, bukan keinginan kita semata. Dengan mengatur pengeluaran kita maka kita akan meningkatkan kondisi finansial menjadi lebih baik.

4. Berinvestasi ke produk yang aman

Ilustrasi Investasi (Sumber : CNBC Indonesia)

Untuk menghadapi resesi, pastikan kita tidak melakukan aktivitas investasi yang memiliki risiko tinggi bagi kondisi finansial kita. Karena berinvestasi pada produk yang high risk high return akan sangat rentan merugi ketika kondisi sedang resesi. Oleh karena itu, kita perlu mecari platform serta produk investasi yang aman untuk digunakan pada masa resesi. Walaupun tidak memberikan return yang tinggi, namun hal ini akan aman dari ancaman dari resesi dan masih memberikan nilai tambah dari investasi kita. Selain itu, kita juga perlu memilih produk-produk investasi yang bersifat likuid agar mudah dicairkan jika suatu waktu membutuhkan dana tersebut untuk menghadapi ancaman resesi.

Jenis-jenis investasi yang cocok di masa resesi

Berikut ini adalah jenis-jenis investasi terbaik yang cocok dilakukan untuk kondisi resesi yang akan datang :

1. Deposito Bank

Investasi di produk deposito bank menjadi jenis investasi yang paling aman untuk kondisi resesi walaupun memberikan return yang paling rendah namun hal ini dibarengi dengan profil risiko yang rendah juga. Di tahun 2022 ini tercatat rata-rata suku bunga deposito bank per tahun berada di kisaran 1,9%-2,5% untuk bank konvensional dan 4%-6% untuk bank digital.

2. Reksadana Pasar Uang

Reksadana Pasar Uang (RDPU) merupakan produk investasi reksadana yang mana dana investasi kita akan diinvestasikan oleh Manager Investasi (MI) ke produk-produk Pasar Uang yaitu produk investasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun seperti Deposito, Sertifikat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Obligasi, Sukuk dan lainnya. Produk investasi ini sangat cocok digunakan untuk menghadapi kondisi resesi. Hal ini dikarenakan produk tersebut mampu memberikan return yang lebih tinggi dari produk deposito bank namun dengan profil risiko yang rendah. Imbal hasil atau return dari produk ini berkisar antara 4-7% per tahun. Produk ini juga bersifat likuid yang bisa dicairkan kapan saja.

3. Reksadana Pendapatan Tetap

Jenis reksadana ini memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis RDPU namun masih aman untuk digunakan sebagai alternatif investasi di masa resesi. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) sangat cocok digunakan untuk investasi jangka menengah. Karena dana investasi kita pada produk ini akan diinvestasikan ke dalam produk investasi yang jatuh temponya antara 1-3 tahun. Rata-rata return dari produk ini berkisar antara 7-9% per tahun.

Baca juga : Jenis investasi terbaik di masa pandemi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *