Mengintip Fashion Wanita dari Masa ke Masa

Jika bicara tentang fashion atau gaya berpakaian pasti tidak ada habisnya. Terlebih jika membicarakan fashion wanita. Wanita selalu butuh lebih banyak baju bahkan saat lemarinya penuh dengan pakaian. Setiap tahun pasti trend fashion wanita akan berganti-ganti. Mulai dari gaya feminim hingga hipster semua pernah menjadi pakaian hits dari 1920-an.

Perlu diketahui, bahwa gaya fashion wanita setiap dekadenya dipengaruhi dengan kondisi sosial saat itu. Penasaran dengan fashion wanita dari masa ke masa.

1. Flapper style era 1920-an

fashion wanita era1920

1920-an adalah kebangkitan dari fashion dunia. Pada era ini, gaya berpakaian masyarakat dunia dipengaruhi oleh trend fashion Amerika, yaitu Flapper Style. Mereka cenderung menggunakan pakaian yang terkesan glamor dan penggunaan make up yang berlebihan.

Music Jazz dan tarian glamor juga mulai berkembang di era 1920-an, akibatnya gaya busana di masa ini identik dengan kesan glamor yang dikenal dengan gaya Melindrosa. Pecinta gaya fashion Melindrosa yang disebut Flapper ini juga cenderung menyukai penggunaan make up berlebihan, dan terkesan menyukai kehidupan yang bebas dengan minum alkohol dan merokok.

2. Feminim style era 1930-an

fashion wanita era 1930

Era 1930-an, ekonomi Amerika mengalami penurunan sehingga gaya berpakaiannya sudah tidak lagi glamor. Fashion style pada era itu lebih sederhana sehingga membuat kesan yang lebih feminim. Pakaian pada masa itu menggunakan kain yang lebih tebal dan panjangnya mencapai mata kaki. Gaun yang panjangnya mencapai pergelangan kaki atau bahkan hingga menyeret di lantai menjadi pilihan kaum wanita untuk digunakan saat menghadiri pesta malam.

3. 1940-an : Manly Style Era

fashion wanita era 1940

Adanya perang dunia kedua menyebabkan semakin menurunnya gaya fashion dunia. Selama masa ini, bahan pembuatan sangat terbatas dan banyak juga pabrik-pabrik baju yang dialih-fungsikan sebagai tempat pembuatan senjata. Hal inilah yang kemudian memaksa kaum perempuan untuk mengenakan pakaian kaum pria, seperti blazer dengan bantalan busa pada bagian bahu yang dipadukan dengan rok selutut atau berada sedikit di bawah lutut. Nuansa warna baju yang mereka gunakan juga cenderung monoton, lebih banyak menggunakan warna-warna netral seperti hitam, coklat dan biru tua.

4. House Wife style era 1950-an

fashion wanita era 1950

Setelah perang dunia kedua selesai, teknologi tekstil buatan mulai berkembang. Baju-baju dibuat dengan kain nilon, orlon dan dracon. Pasca perang dunia kedua, teknologi tekstil buatan mulai berkembang dengan gaya fashion lebih merujuk pada kesan yang lebih segar namun tidak tidak terlalu glamor. Trend fashion masa ini juga banyak dipengaruhi oleh artis Audrey Hepburn dengan gaya khasnya yang sering menggunakan gaun panjang serta perpaduan antara atasan yang dilengkapi mutiara dengan rok yang mengembang pada bagian bawah atau sering disebut dengan Rok Poodle. Bisa dibilang Rok Poodle menjadi simbol dekade ini yang dipopulerkan oleh anak muda pada masa itu.

Sementara diakhir 50-an, gaya busana berkembang ke model yang lebih urban namun tetap modis. Dipengaruhi oleh Elvis Merylin Monroe, gaya urban dan pop culture cenderung lebih ringan dan sedikit terbuka, yang disebut dengan gaya busana pin up.

5. Hippie Style era 1960-an

fashion wanita era 1960

Pada era ini, penggemar fashion mulai bosan dengan warna netral. Mereka kemudian beralih ke Hippie Style yang lebih berwarna-warni dan memiliki banyak motif. Syal dan scarf yang digunakan sebagai ikat kepala juga menjadi aitem penting dalam gaya berpakainan ini.

6. Disco and Punk era 1970-an

Tahun 70-an bisa disebut sebagai eranya musik disco yang diiringi pula dengan berkembangnya budaya disco.  Gaya berbusana pada masa ini ditunjukkan dengan penggunaan celana yang gombrong di bagian bawah, yang tidak lepas dari pengaruh John Travolta dalam filmnya yang terkenal “Saturday Night Fever” dengan gaya disconya. Celana komprang dan rambut ditarik ke belakang menjadi sangat tren di masa ini.

Tahun 1970an akhir juga diramaikan dengan gaya berbusana Punk identik dengan rambut spaik tajam, baju hitam dengan ornamen metal tajam dan make-up yang mencolok. Gaya berbusana Punk  berasal dari Inggris yang kemudian menyebar di Amerika Serikat dan dunia. Awal mula budaya Punk berasal dari Inggris dan diramaikan dengan munculnya grup band beraliran Punk bernama Sex Pistols dengan lagunya yang populer pada saat itu yaitu “God Save The Queen”.

7. 1980-an : Yuppie Era

Di era tahun 1980an, wanita mulai banyak bekerja di kantoran. Sehingga gaya berpakaian wanita berubah menjadi Yuppie style yang merupakan singkatan dari Young Urban Professional. Wanita cenderung memilih buasana kantoran yang minimalis dan rapi.

Selain itu, tahun 1980-an juga ditandai dengan berkembangnya teknologi portable seperti radio. Nah teknologi radio kemudian memunculkan yang namanya musik jalanan yaitu musik yang diperdengarkan di tempat umum seperti jalan raya dan taman bermain. Musik bergaya jalanan dengan baju kedodoran dan nuansa outdoor bernama musik rap mulai digandrungi pada masa ini.

Bersamaan dengan itu, gaya berbusana outdoor semacam outfit fitness dan olah raga menjadi populer, khususnya wanita  yang sering menggunakan legging sebagai perpaduan outfit celana mereka.

8. Mix Up Style era 1990-an

Trend fashion era 1990-an adalah memadupadankan busana dari denim, sweater, dan sneakers. Celana jeans dan pakaian longgar juga menjadi ikon dalam berbusana pada 1990-an.

9. 2000-an : Indie Era

Kata Indie sendiri berasal dari kata Independen yang berarti mandiri. Hal ini mencerminkan mengenai cara kaum Indie yang cenderung mandiri dalam memilih pakaian dan tidak mudah terpengaruh dengan mode fashion pada umumnya.

Trend fashion Indie lebih cenderung pada perpaduan segala jenis baju yang memberi kesan modern pada pemakainya. Perpaduan antara celana pendek, kaos v-neck, sweater longgar atau jaket kulit dengan sepatu canvas yang berwarna menjadi salah satu ciri khas kaum Indie. Bisa dibilang, mereka suka untuk memadukan antara beberapa gaya, seperti retro, vintage dan modern.

10. 2010-an : Hipster Era

Nggak banyak berbeda dengan budaya sebelumnya, budaya berpakaian di era Hipster ini masih menekankan pada kemandirian dalam berbusana dan anti konservatif. Atribut fashion seperti skinny jeans, kacamata  besar, kaos longgar, sepatu boot tinggi, penutup kepala, jaket dan tas vintage menjadi atribut wajib bagi para kaum hipster. Selain itu, penggunaan laptop, gadget dan smartphone, serta gaya hidup yang cenderung mewah juga menjadi ciri khas lain dari mereka.

Baca Juga :

Toko pakaian wanita di shoppe dengan ranting bagus

Sumber :

Sumber 1

Sumber 2

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *